google.com, pub-5491574035592832, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Breaking News
Showing posts with label Tanaman Hibrida. Show all posts
Showing posts with label Tanaman Hibrida. Show all posts

Sunday, October 23, 2016

Cara Budidaya Cabe Besar Hibrida


Persiapan Lahan


Tanah dicangkul dan dibuat bedengan dengan lebar 100 - 120 cm, tinggi 50 cm serta jarak antar bedengan 30 - 40 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan panjang lahan yang tersedia, tanah dicampur pupuk kandang matang dengan dosis 20 - 30 ton/ha, pengapuran dilakukan pada tanah asam (pH < 6,5) untuk menaikkan pH. Setelah pupuk kandang dan kapur dicampur dengan tanah bedengan, permukaan bedengan diratakan, kemudian ditutup dengan plastik mulsa hitam perak. Lubang tanam dibuat dengan cara melubangi mulsa secara hati-hati.



Pembibitan

Sebelum disemai, benih direndam dengan air yang dicampur fungisida 1,5 ml/l dan bakterisida 1 - 1,5 g/l atau dengan air hangat kuku (35ᵒ - 40ᵒ C) selama 4 - 6 jam. Media semai merupakan campuran tanah 2 ember, pupuk kandang 1 ember, TSP 165 g, Carbofuran 75 g. Campuran media tersebut cukup untuk 300 polybag kecil. Kebutuhan benih 200 - 250 g/ha.





Penanaman

Penanaman sebaiknya dilakukan saat tanah lembab dan tidak becek supaya akar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pilihlah bibit yang sehat dan telah berumur 22 - 25 hari setelah semai atau mempunyai 5 - 6 helai daun. Waktu penanaman sebaiknya sore hari dengan cara melepaskan bibit dari polybag dan usahakan tanahnya tetap utuh. Jarak tanam yang optimal dalam barisan 50 cm dan antar barisan 60 - 70 cm. Sistem penanaman dapat segi empat atau segi tiga (lihat gambar).




Pemeliharaan

Penyulaman dilakukan segera apabila ditemukan ada tanaman muda yang mati, paling telat 14 HST (hari setelah tanam) agar pertumbuhan tanaman seragam. Pada umur 8 - 20 HST dilakukan perempelan dengan membuang tunas-tunas yang keluar dari ketiak daun dibawah cabang utama (dibawah cabang ‘V’). Untuk menopang tanaman perlu diberi ajir pada saat tanam atau 14 HST.

Pemupukan

Pemberian pupuk diberikan pada saat tanam, fase pembentukan bunga dan fase pembesaran buah, seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pemupukan Pada Tanaman Cabe Besar
Pemupukan
HST
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Dasar
-14
*
*
-
15
30
25
1
-
2
Susulan I
(Pemb. Bunga)
30
-
-
-
-
-
-
-
7,5
-
Atau
-
-
-
2,5
2,5
2,5
-
-
-
Susulan II
(Pemb. Buah)
60
-
-
-
-
-
-
-
7,5
-
Atau
-
-
-
2,5
2,5
2,5
-
-
-

Keterangan : Dosis pemupukan (gram/tanaman); A = pupuk kandang (20 - 30 ton/ha); B = kapur (2 ton/ha atau 200 - 400 g/m2); C = ZA; D = Urea; E = SP 36; F = KCl; G = Borate; H = Carbofuran; I = NPK 15:15:15 atau 16:16:16

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pemupukan susulan dapat pula dilakukan dengan cara dikocor dengan NPK 16:16:16 atau 15:15:15 sebanyak 3 - 5 kg dilarutkan pada 200 liter air. Setiap tanaman dikocor kurang lebih 250 ml larutan dan diberikan/ dikocorkan pada umur 40 HST, 80 HST dan 120 HST. Hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman cabe serta pengendaliannya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis HPT dan Pengendaliannya
Jenis
Gejala
Pengendalian
Trips
Pucuk dan daun muda keriting
Insektisida sistemik
Tungau
Pucuk daun coklat keperakan, melengkung kebawah/gugur
Insektisida sistemik, akarisida
Lalat buah
Telur menjadi belatung didalam buah sehingga buah membusuk
Perangkap Metil Euginol & buah terserang dimusnahkan
Patek buah/ Antraknosa
Buah bercendawan, berwarna pink atau hitam berbentuk bundar
Jarak tanaman diperlebar, sanitasi lahan, fungisida kontak dan sistemik secara teratur
Phytopthora
Tanaman layu
Bedengan tinggi, varietas resisten dan fungisida
Layu bakteri
Tanaman layu
Varietas resisten, rotasi tanaman

Keterangan : Untuk jenis insektisida dan fungisida dapat dikonsultasikan ke Dinas Pertanian atau toko pertanian terdekat

Panen

Pemanenan dapat dilakukan mulai umur 80 - 90 HST untuk di dataran rendah dan mulai umur 90 - 100 HST untuk di dataran menengah - tinggi. Sebaiknya cabe dipanen saat kematangan buah 80 - 90 %. Potensi hasil cabe hibrida 1 - 1,5 kg/tanaman dengan interval 2 - 3 hari sekali tergantung kondisi pasar dan luas pertanaman.


NB : Artikel ini bukan petunjuk baku, tetapi merupakan rujukan teknik budidaya. Adapun pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi iklim dan lahan setempat.
Read more ...

Cara Budidaya Tomat Hibrida

Persiapan Lahan

Tanah dicangkul dan dibuat bedengan dengan lebar 110 - 120 cm, tinggi 50 cm serta jarak antar bedengan 30 - 40 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan panjang lahan yang tersedia, tanah dicampur pupuk kandang matang dengan dosis 10 - 20 ton/ha, pengapuran dilakukan pada tanah asam (pH < 6,0) untuk menaikkan pH. Setelah pupuk kandang dan kapur dicampur dengan tanah bedengan, permukaan bedengan diratakan, kemudian ditutup dengan plastik mulsa hitam perak. Pupuk dasar diberikan dengan dosis per tanaman : ZA 5 g, SP36 25 g, KCl 10 g, Borate 7,5 g dan KNO3 20 g. Lubang tanam dibuat dengan cara melubangi mulsa secara hati-hati.


Pembibitan

Sebelum disemai, benih direndam dengan air yang dicampur fungisida 1,5 ml/l dan bakterisida 1 - 1,5 g/l atau dengan air hangat kuku (35ᵒ - 40ᵒ C) selama 4 - 6 jam. Media semai merupakan campuran tanah 2 ember, pupuk kandang 1 ember, TSP 165 g, Carbofuran 75 g. Campuran media tersebut cukup untuk 300 polybag kecil. Kebutuhan benih 200 - 250 g/ha. Benih disemai satu polybag satu benih, kemudian dijaga kelembabannya. Benih akan menjadi bibit yang siap tanam setelah berumur 16 - 18 Hari Setelah Semai (HSS).

Penanaman

Penanaman sebaiknya dilakukan saat tanah lembab dan tidak terik matahari supaya akar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pilihlah bibit yang sehat dan telah berumur 16 - 18 HSS. Waktu penanaman sebaiknya sore hari dengan cara melepaskan bibit dari polybag dan usahakan tanahnya tetap utuh. Jarak tanam yang optimal dalam barisan 50 cm dan antar barisan 60 - 70 cm. Sistem penanaman dapat segi empat atau segi tiga (lihat gambar).




Pemeliharaan

Penyulaman dilakukan segera apabila ditemukan ada tanaman muda yang mati, atau 1 MST agar pertumbuhan tanaman seragam. Penyiraman perlu dilakukan setiap hari dengan melihat kondisi tanah agar tidak terlalu kering atau terlalu basah. Pada umur 8 - 20 HST dilakukan perempelan dengan membuang tunas-tunas yang keluar dari ketiak daun. Untuk menopang tanaman perlu diberi ajir pada saat tanam atau sedini mungkin agar tanaman tidak menyentuh tanah.
Pemupukan
Pemupukan susulan dapat dilakukan dengan mengikuti tabel pemupukan dibawah ini

Tabel 1. Jadwal Pemupukan Susulan Dosis dalam kg/ha
UMUR (HST)
NPK
16:16:16
CNO
KNO
10
14
-
-
20
28
-
-
30
42
14
-
40
56
14
14
50
70
14
14
60
84
-
14

Pengendalian Hama Dan Penyakit

Hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman tomat serta pengendaliannya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Jenis HPT dan Pengendaliannya
Jenis HPT
Gejala
Pengendalian
Penggorok daun (Leaf miner)
Terdapat alur-alur pada daun
Kebersihan lingkungan dan insektisida kontak
Hawar daun/ lodoh/ Phythopthora
Bercak basah coklat pada daun, batang dan buah, biasa di dataran tinggi
Jarak tanam, fungisida
Alternaria
Bercak kering pada daun, batang dan buah, menyerang di dataran rendah dan tinggi
Jarak tanam, membuang bagian tanaman yang terserang, fungisida
Layu bakteri (Ralstonia solanacearum)
Tanaman layu mendadak, keluar cairan putih apabila dicelup kedalam air
Membuang tanaman sakit, kebersihan, rotasi tanaman
Busuk ujung buah (Blossom end rot)
Bercak busuk kehitaman pada ujung buah
Pemberian dolomite, pupuk daun Ca+ dan pengaturan air
Virus (CMV, ToM Gemini-virus)
Bervariasi : belang, tanaman kerdil dan daun menyempit, bunga gugur, buah kurang, daun keriting
Pengamatan dini dan rutin, memusnahkan tanaman terserang, memusnahkan penyebar

Keterangan : Untuk jenis insektisida dan fungisida dapat dikonsultasikan ke Dinas Pertanian atau toko pertanian terdekat

Panen

Pemanenan dapat dilakukan mulai umur 70 - 80 HST. Sebaiknya tomat dipanen saat masak 60 %. Potensi hasil tomat 3 kg/tanaman atau 40 - 60 per hektar dengan interval 5 hari sekali tergantung kondisi pasar dan luas pertanaman.

NB : Artikel ini bukan petunjuk baku, tetapi merupakan rujukan teknik budidaya. Adapun pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi iklim dan lahan setempat.



Read more ...
Designed By Ayo Bertanam