1.
TUJUAN
Untuk memperbanyak calon induk
ikan nila Nirwana unggul dari induk hasil pemuliaan.
2.
METODE
Metode produksi induk yang
dilaksanakan mengacu pada Protokol P.07 Perbanyakan Calon Induk Ikan Nila yang
dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila Nasional (PPIIN) Tahun
2010.
Diagram Alir Prosedur Perbanyakan Calon Induk Ikan Nila
3.
PROSEDUR
PERBANYAKAN INDUK
a.
Persyaratan
Kualitas Air
· Oksigen terlarut : 4 – 5 mg/liter
· pH :
6,5 – 8,5
· Suhu :
24 – 30C
· Alkalinitas : > 50 mg/liter CaCO3
· Ammonia :
< 0,1 mg/liter
· NO2-N :
<0,001 mg/liter
b.
Kolam
· Luas kolam minimal : 300 – 500 m2
· Kedalaman air : 75 – 100 cm
· Debit :
0,5 – 1 liter/detik
c.
Alat
dan Bahan
· Alat
- Happa berukuran 1 x 1 x 1 m2 ; mata jaring 1 mm2
- Happa penampungan larva 2 x 2 x 1 m2 ; mata jaring 1 mm2
- Kantong jaring penampungan induk sementara
- Alat grading diameter lubang 2 mm atau waring bermata jaring 4 mm
- Happa hitam penampungan sementara hasil panen benih 4 x 2 x 1 m2 ; mata jaring 2 mm
- Ember plastik volume 40 liter dan 10 liter
- Lambit diameter 30 cm
- Serok (scoop net)
· Bahan
- Induk ikan nila hasil pemuliaan/induk unggul populasi awal min. 400 ekor betina dan 250 ekor jantan
- Pakan, pellet protein 28 – 30%
- Kapur pertanian (25 – 50 gr/m2 pupuk organik (250 – 500 gr/m2)
- Garam dapur 5 mg/liter
d.
Prosedur
Kerja
· Pematangan Gonad
- Mengisi kolam dengan air yang disaring menggunakan happa saringan
- Menebarkan induk jantan dan betina secara terpisah pada wadah pematangan yang berbeda, dengan kepadatan 1 – 3 ekor/m2
- Dosis pemberian pakan sebanyak 2 – 3% dari biomassa ikan/hari
- Lama pematangan gonad 15 – 30 hari
· Pemilihan Induk Betina Matang Gonad
- Induk dipilih satu persatu yang matang gonad dengan mengamati keadaan perut dan urogenitalnya
- Induk betina yang matang gonad berwarna merah, posisinya tegak ditandai dengan perut yang membesar dan urogenital berwarna kemerahan
· Pemijahan
- Mengisi koam dengan air yang disaring menggunakan happa saringan sampai penuh
- Menebar induk betina kedalam wadah pemijahan dan 5 – 7 hari kemudian menebar induk jantannya. Hal ini dilakukan agar induk betina dapat beradaptasi dengan lingkungannya terlebih dahulu sebelum memijah
- Jumlah induk yang dipijahkan yaitu minimal 200 ekor jantan dan 250 ekor betina
- Memberi pakan sebanyak 2 – 3 % bobot biomassa selama pemeliharaan
- Mengamati kemunculan larva berenang di permukaan setiap hari, sejak hari ke 10 setelah pencampuran induk jantan dan betina
· Panen Larva
- Menyiapkan peralatan seperti scoop net, lambi, hapa, ember plastik dll
- Pemanenan dilakukan pada hari ke 12 atau 14 setelah pencampuran induk jantan dan betina
- Memungut larva dengan cara menyerok gerombolan larva kemudian dimasukan ke hapa penampungan sementara sebelum dimasukan kedalam kolam pendederan
- Memindahkan induk jantan dan betina kedalam wadah penampungan induk
- Memasukan larva kedalam hapa penampungan sementara sebelum dimasukan ke kolam pendederan
- Selama penampungan dalam ember dan pengangkutan larva menggunakan ember 10 liter, air media berisi larutan 5 mg/liter garam
- Menghitung jumlah larva yang dipanen
4.
PENDEDERAN
Prosedur:
· Mempersiapkan kolam untuk pendederan
dengan cara memperbaiki kondisi kolam (dasar dan pematang), pengapuran dan
pemupukan dasar
· Mengairi kolam yang telah diberi hapa
penyaring ukuran 1 x 1 x 1 m hingga ketinggian 70 – 100 cm
· Menebarkan larva sebanyak 100 ekor/m2 pada
PI, 50 ekor/m2 pada PII dan 25 ekor/m2 pada PIII
· Memberikan pakan dengan dosis 20% bobot
biomas/hari pada bulan pertama, selanjutnya menurun sesuai dengan ukuran ikan
masing-masing 10% pada bulan kedua, 5% pada bulan ketiga
· Selama proses pendederan, debit air
ditingkatkan secara gradual mulai nol pada minggu pertama kemudian dinaikan
sedikit demi sedikit sampai maksimal 0.5 liter/detik seiring bertambah besarnya
ukuran ikan
· Pemupukan susulan diberikan setiap minggu
berupa pupuk organik (dosis 100 – 200 gr/m2)
5.
PEMBESARAN
Prosedur Persiapan di Kolam
· Mempersiapkan kolam dengan memperbaiki
dasar dan pematang supaya kedap air serta menempatkan hapa penyaring 1 x 1 x 1
m3 di saluran air masuk kolam untuk menghindari masuknya sampah dan ikan liar.
· Mengairi kolam hingga ketinggian 70 – 100
cm.
· Selama pembesaran, debit air yang masuk ke
kolam dipertahankan sebesar 1 liter/detik.
· Persiapan di KJA (memeriksa jaring,
memasang jaring dan memasang pemberat jaring).
· Penebaran ikan di kolam, menebarkan benih
dengan kepadatan 3 – 5 ekor/m2.
· Penebaran di KJA: menebarkan benih dengan
kepadatan 25 ekor/m3.
· Memberikan pakan dengan dosis 5% dari
bobot biomassa per hari untuk tahap pertama, 3 – 4% bobot biomassa per hari
untuk tahap kedua, frekuensi pemberian pakan adalah 3 kali.
· Memelihara benih selama 120 hari (4 bulan)
dengan dua tahap pemeliharaan.
· Tahap pertama untuk memelihara benih
hingga mencapai ukuran 75 – 100 gram.
· Identifikasi kelamin dan memisahkan
menjadi populasi jantan dan betina.
· Seleksi ukuran, memilih ukuran terbesar
pada setiap subpopulasi jumlah ikan yang terseleksi maksimal 50% dari populasi
akhir.
· Pemeliharaan tahap kedua selama dua bulan
untuk menghasilkan induk ukuran 200 gram induk betina dan 250 gram induk
jantan.
6.
PEMANFAATAN
HASIL KEGIATAN SELEKSI DAN POLA DISTRIBUSI
Upaya lebih lanjut dari kegiatan seleksi famili adalah pemanfaatan hasil kegiatan yang berupa benih unggul terseleksi. Benih dan induk hasil kegiatan seleksi selanjutnya akan didistribusikan kepada petani/UPR.
No comments:
Post a Comment