google.com, pub-5491574035592832, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Breaking News

Tuesday, January 11, 2022

Perbanyakan Induk Ikan Nila Nirwana

 

INDUK IKAN NILA

1.    TUJUAN

Untuk memperbanyak calon induk ikan nila Nirwana unggul dari induk hasil pemuliaan.

 

2.    METODE

Metode produksi induk yang dilaksanakan mengacu pada Protokol P.07 Perbanyakan Calon Induk Ikan Nila yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila Nasional (PPIIN) Tahun 2010.

 

PERBANYAKAN INDUK NILA
Diagram Alir Prosedur Perbanyakan Calon Induk Ikan Nila

3.    PROSEDUR PERBANYAKAN INDUK

a.    Persyaratan Kualitas Air

·      Oksigen terlarut : 4 – 5 mg/liter

·      pH : 6,5 – 8,5

·      Suhu : 24 – 30C

·      Alkalinitas : > 50 mg/liter CaCO3

·      Ammonia : < 0,1 mg/liter

·      NO2-N : <0,001 mg/liter

 

b.    Kolam

·      Luas kolam minimal : 300 – 500 m2

·      Kedalaman air : 75 – 100 cm

·      Debit : 0,5 – 1 liter/detik

 

c.     Alat dan Bahan

·      Alat

  •   Happa berukuran 1 x 1 x 1 m2 ; mata jaring 1 mm2
  •   Happa penampungan larva 2 x 2 x 1 m2 ; mata jaring 1 mm2
  •   Kantong jaring penampungan induk sementara
  •   Alat grading diameter lubang 2 mm atau waring bermata jaring 4 mm
  •   Happa hitam penampungan sementara hasil panen benih 4 x 2 x 1 m2 ; mata jaring 2 mm
  •   Ember plastik volume 40 liter dan 10 liter
  •   Lambit diameter 30 cm
  •   Serok (scoop net)

·      Bahan

  •   Induk ikan nila hasil pemuliaan/induk unggul populasi awal min. 400 ekor betina dan 250 ekor jantan
  •   Pakan, pellet protein 28 – 30%
  •   Kapur pertanian (25 – 50 gr/m2 pupuk organik (250 – 500 gr/m2)
  •   Garam dapur 5 mg/liter

 

d.    Prosedur Kerja

·      Pematangan Gonad

  •   Mengisi kolam dengan air yang disaring menggunakan happa saringan
  •   Menebarkan induk jantan dan betina secara terpisah pada wadah pematangan yang berbeda, dengan kepadatan 1 – 3 ekor/m2
  •   Dosis pemberian pakan sebanyak 2 – 3% dari biomassa ikan/hari
  •   Lama pematangan gonad 15 – 30 hari

·      Pemilihan Induk Betina Matang Gonad

  •   Induk dipilih satu persatu yang matang gonad dengan mengamati keadaan perut dan urogenitalnya
  •   Induk betina yang matang gonad berwarna merah, posisinya tegak ditandai dengan perut yang membesar dan urogenital berwarna kemerahan

·      Pemijahan

  •   Mengisi koam dengan air yang disaring menggunakan happa saringan sampai penuh
  •   Menebar induk betina kedalam wadah pemijahan dan 5 – 7 hari kemudian menebar induk jantannya. Hal ini dilakukan agar induk betina dapat beradaptasi dengan lingkungannya terlebih dahulu sebelum memijah
  •   Jumlah induk yang dipijahkan yaitu minimal 200 ekor jantan dan 250 ekor betina
  •   Memberi pakan sebanyak 2 – 3 % bobot biomassa selama pemeliharaan
  •   Mengamati kemunculan larva berenang di permukaan setiap hari, sejak hari ke 10 setelah pencampuran induk jantan dan betina

·      Panen Larva

  •   Menyiapkan peralatan seperti scoop net, lambi, hapa, ember plastik dll
  •   Pemanenan dilakukan pada hari ke 12 atau 14 setelah pencampuran induk jantan dan betina
  •   Memungut larva dengan cara menyerok gerombolan larva kemudian dimasukan ke hapa penampungan sementara sebelum dimasukan kedalam kolam pendederan
  •   Memindahkan induk jantan dan betina kedalam wadah penampungan induk
  •   Memasukan larva kedalam hapa penampungan sementara sebelum dimasukan ke kolam pendederan
  •   Selama penampungan dalam ember dan pengangkutan larva menggunakan ember 10 liter, air media berisi larutan 5 mg/liter garam
  •   Menghitung jumlah larva yang dipanen

 

4.    PENDEDERAN

Prosedur:

·      Mempersiapkan kolam untuk pendederan dengan cara memperbaiki kondisi kolam (dasar dan pematang), pengapuran dan pemupukan dasar

·      Mengairi kolam yang telah diberi hapa penyaring ukuran 1 x 1 x 1 m hingga ketinggian 70 – 100 cm

·      Menebarkan larva sebanyak 100 ekor/m2 pada PI, 50 ekor/m2 pada PII dan 25 ekor/m2 pada PIII

·      Memberikan pakan dengan dosis 20% bobot biomas/hari pada bulan pertama, selanjutnya menurun sesuai dengan ukuran ikan masing-masing 10% pada bulan kedua, 5% pada bulan ketiga

·      Selama proses pendederan, debit air ditingkatkan secara gradual mulai nol pada minggu pertama kemudian dinaikan sedikit demi sedikit sampai maksimal 0.5 liter/detik seiring bertambah besarnya ukuran ikan

·      Pemupukan susulan diberikan setiap minggu berupa pupuk organik (dosis 100 – 200 gr/m2)

 

5.    PEMBESARAN

Prosedur Persiapan di Kolam

·      Mempersiapkan kolam dengan memperbaiki dasar dan pematang supaya kedap air serta menempatkan hapa penyaring 1 x 1 x 1 m3 di saluran air masuk kolam untuk menghindari masuknya sampah dan ikan liar.

·      Mengairi kolam hingga ketinggian 70 – 100 cm.

·      Selama pembesaran, debit air yang masuk ke kolam dipertahankan sebesar 1 liter/detik.

·      Persiapan di KJA (memeriksa jaring, memasang jaring dan memasang pemberat jaring).

·      Penebaran ikan di kolam, menebarkan benih dengan kepadatan 3 – 5 ekor/m2.

·      Penebaran di KJA: menebarkan benih dengan kepadatan 25 ekor/m3.

·      Memberikan pakan dengan dosis 5% dari bobot biomassa per hari untuk tahap pertama, 3 – 4% bobot biomassa per hari untuk tahap kedua, frekuensi pemberian pakan adalah 3 kali.

·      Memelihara benih selama 120 hari (4 bulan) dengan dua tahap pemeliharaan.

·      Tahap pertama untuk memelihara benih hingga mencapai ukuran 75 – 100 gram.

·      Identifikasi kelamin dan memisahkan menjadi populasi jantan dan betina.

·      Seleksi ukuran, memilih ukuran terbesar pada setiap subpopulasi jumlah ikan yang terseleksi maksimal 50% dari populasi akhir.

·      Pemeliharaan tahap kedua selama dua bulan untuk menghasilkan induk ukuran 200 gram induk betina dan 250 gram induk jantan.

 

6.    PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN SELEKSI DAN POLA DISTRIBUSI

Upaya lebih lanjut dari kegiatan seleksi famili adalah pemanfaatan hasil kegiatan yang berupa benih unggul terseleksi. Benih dan induk hasil kegiatan seleksi selanjutnya akan didistribusikan kepada petani/UPR.

No comments:

Post a Comment

Designed By Ayo Bertanam